MANADO~ Selain harganya yang masih mahal, kini stok beras di Sulut juga terus ‘menghilang’. Hal ini terus dikeluhkan sejumlah konsumen khususnya kalangan ibu rumah tangga dan pedagang makanan.
Bahkan di perkirakan ‘menghilangnya’ stok beras ini akan berpengaruh besar pada Target perum Bulog Sulut untuk menyerap beras lokal . Pasalnya dari target pembelian sekitar 5000 ton stok beras lokal, hingga kini belum mencapai target. “ Kondisi ini memang sangat mempengaruhi target pembelian Bulog apalagi saat ini stok yang ada sepertinya masih kurang,” jelas kepala bidang pelayanan Publik Perum Bulog Noldy Tomygolung. Keterbatasan stok ini tak membuat pihaknya langsung pasrah . Dengan harga pembelian pemerintah (HPP) Rp5060 perkilogram kini harga beras di Sulut masih diatas HPP yakni berkisar Rp7000-8500/kg untuk beras kualitas bagus. Sedangkan beras medium harganya juga sudah melambung naik dari Rp6000/kg menjadi Rp6700-Rp7000/kg. Meski begitu ‘krisis’ beras yang kini tengah melanda Sulut, Bulog tetap menjamin adanya stok beras sebab sampai saat ini stok yang ada di Bulog masih 12.341 ton . Sedangkan stok dari Makassar 11.328 ton . Disisi lain sejumlah konsumen berharap pemerintah segera mengatasi kenaikan harga beras yang sudah diambang batas normal. “ Bayangkan saja harga beras siudah melonjak naik sementara daya beli masyarakat sangat rendah, nah kami berharap pemerintah proaktif mengatasi persoalan ini ,” tandas Yanti dan beberapa konsumen lainnya. Mereka memaparkan jika hal ini terus berlangsung bisa menjadi pemicu stabilitas ditengah masyarkat. “ Pemerintah jangan hanya bilang mo operasi pasar, sebab operasi pasar saja kan terbatas yang paling penting saat ini adalah mencari solusi penyebab kenaikan beras dan mengawasi harga di pasar,” tandas Yanti dan Lasmi ibu rumah tangga.
Share
Kamis, 19 Agustus 2010
Sulut Terancam Krisis Beras
01.02
Tomohonnews.com