ONLINE


Kamis, 19 Agustus 2010

Sulut Terancam Krisis Beras

MANADO~ Selain harganya yang   masih  mahal, kini stok beras di Sulut juga  terus ‘menghilang’.  Hal ini terus dikeluhkan sejumlah konsumen khususnya kalangan ibu rumah  tangga dan pedagang makanan.
Bahkan di perkirakan ‘menghilangnya’ stok beras ini  akan berpengaruh besar pada Target perum Bulog Sulut untuk menyerap  beras lokal .  Pasalnya dari target pembelian  sekitar 5000 ton stok beras lokal,  hingga kini belum mencapai target. “ Kondisi ini memang sangat  mempengaruhi target pembelian Bulog apalagi saat ini  stok yang ada  sepertinya masih kurang,” jelas  kepala bidang pelayanan Publik Perum Bulog Noldy Tomygolung.  Keterbatasan stok ini tak membuat pihaknya langsung pasrah . Dengan harga pembelian pemerintah (HPP) Rp5060 perkilogram  kini harga beras di Sulut masih diatas HPP yakni berkisar Rp7000-8500/kg untuk beras  kualitas bagus.  Sedangkan beras medium harganya juga sudah melambung naik dari Rp6000/kg menjadi Rp6700-Rp7000/kg.  Meski  begitu ‘krisis’ beras yang kini tengah melanda Sulut, Bulog tetap menjamin adanya stok beras sebab  sampai saat ini stok yang ada di Bulog masih 12.341 ton . Sedangkan stok dari Makassar  11.328 ton .  Disisi lain sejumlah konsumen berharap pemerintah segera mengatasi kenaikan harga   beras yang sudah diambang batas normal. “ Bayangkan saja  harga beras  siudah melonjak naik  sementara daya beli masyarakat sangat rendah, nah kami berharap pemerintah proaktif mengatasi persoalan ini ,” tandas Yanti dan beberapa konsumen lainnya. Mereka  memaparkan jika hal ini terus berlangsung  bisa menjadi pemicu stabilitas ditengah masyarkat. “ Pemerintah jangan hanya bilang mo operasi pasar, sebab  operasi pasar saja kan terbatas yang  paling penting saat ini adalah mencari solusi penyebab kenaikan beras dan mengawasi  harga di pasar,” tandas Yanti dan Lasmi  ibu rumah tangga. Share