ONLINE


Rabu, 09 Februari 2011

Warga Tuntut Janji SVR Berantas Eceng Gondok

Danau Tondano yang menjadi primadona pariwisata di Minahasa, dan menjadi salah satu sumber pencaharian nelayan dan pembudidaya ikan, kini terus menyempit. Pe-nyempitan tersebut, disebab-kan pertumbuhan eceng gondok yang kian merajalela.
 

Dari pantauan,  Selasa (08/02) eceng gondok mulai menutupi permukaan danau serta jaring-jaring ikan milik masyarakat. “Pertumbuhan eceng gondok kian meng-gila. Lihat saja, beberapa bu-lan lalu masih sekitar 10 meter dari areal jaring. Saat ini ting-gal beberapa meter saja. Bahkan ada usaha jaring yang sudah dikerumuni,” kata Jhon bersama sejumlah warga lain-nya di Desa Eris dan Tande-ngan.
 

Banyaknya tumbuhan eceng gondok, membuat tepi danau tidak gampang lagi untuk lokasi pencarian ikan bagi nelayan-nelayan ataupun bagi warga yang mandi untuk berenang. “Dulu, anak-anak masih bisa berenang di tepi danau. Tetapi sekarang sudah tidak bisa lagi. Selain dang-kal, juga banyak tumbuhan eceng gondok,” tambah Maxi warga lainnya di sekitar danau.
 

Dikatakan, pembersihan eceng gondok pernah dilakukan pemerintah Minahasa maupun masyarakat, bahkan melibatkan para PNS, tetapi kembali terhenti dan tidak ada lagi aktifitas sama sekali hingga kini. Warga mengaku kesulitan membasmi eceng gondok, karena pertumbu-hannya begitu pesat. “Per-tumbuhan dan penyebaran eceng gondok memang begitu cepat. Dan, ini harus sece-patnya dilakukan oleh Peme-rintah Kabupaten Minahasa,” pinta warga.
 

Mereka pun mempertanya-kan sekaligus menuntut janji Bupati Minahasa, Stefanus Vreeke Runtu (SVR) dalam memberantas penyebaran eceng gondok sejak tahun 2010 sampai tahun 2011 ini. “Kan, pak bupati sudah ber-janji untuk memberantas eceng gondok. Bahkan pak bupati pernah mengeluarkan statemen akan Mundur, jika tidak mampu mengatasi eceng gondok,” tambah Sonny Mantiri, salah satu tokoh masyarakat Tondano. Share