RSS Feed
Twitter
16.09
Tomohonnews.com
Tomohon ~ PT Pertamina Geothermal Energy (PGE) seharusnya bertanggung jawab atas dugaan pencemaran lingkungan yang terjadi di kelurahan Tondangow dan lahendong, beberapa bukti pencemaran lingkungan yang terjadi akibat adanya aktifitas pengeboran yang dilakukan PT PGE lahendong adalah, tanaman di sekitar pengeboran menjadi kering dan tidak bisa bertumbuh, atap seng milik sejumlah warga yang berada di sekitar pengeboran menjadi cepat rusak, air di selokan berubah warna serta ikan sayok yang menjadi ciri khas danau Linow saat ini sudah tidak ditemui lagi. Demikian di ungkapkan salah satu personel dekot Tomohon Drs Paulus sembel kepada Tomohonnews.com melalui pesan singkat.
Sembel yang juga merupakan ketua komisi A DPRD Tomohon ini melanjutkan, Program Corporate Sosial Responsibility (CSR) yang akan di lakukan oleh pihak PGE Lahendong adalah merupakan program kewajiban dan bukan merupakan program “tutup mulut” terhadap masyarakat sekitar. Community development PGE kpada masyarakat adalah suatu keharusan yang sudah di atur oleh perundang-undangan, sehingga jangan mengalihkan perhatian publik yang menyoal masalah lingkungan dengan janji janji seperti CSR.
Sebelum adanya PGE fenomena perubahan perubahan tersebut tidak pernah terjadi, terlebih lagi fenomena di mana menghilangnya salah satu spesies yang hidup di danau Linaow yakni ikan Sayok, Penghilangan salah satu spesies dapat di persoalkan sampai ke lembaga dunia seperti PBB, untuk itu Sembel meminta pemerintah harus bertanggung jawab, selain itu pula Sembel meminta khusus mengenai hal ini pihak Gibbon Foundation juga harus turun tangan menyikapi persoalan tersebut, harus diingat pula, soal masalah pencemaran uap gas yang tidak bisa dilihat secara kasat mata, sangat membahayakan kesehatan warga sekitar. walaupun efek nya nanti akan dirasakan 5-10 tahun mendatang, soal janji bantuan yang akan diberikan pihak PGE kepada masyarakat bukanlah jawaban persoalan yang terjadi saat ini dan kedepan nantinya, kunci sembel.
Share
