ONLINE


Selasa, 15 Maret 2011

Wilayah Sulut Berada di Tiga Lempeng Aktif

MANADO-Kendati ancaman tsunami akibat patahan lempeng, khusunya lempeng Filipina, Australia dan Eurasia yang berada di kawasan peraian utara Sulut, karena tubrukan tektonik nyata. Namun kejadiannya tidak bisa diprediksi secara pasti. Selain lokasinya berada di kedalaman, juga masih ada sejumlah faktor lainnya.

"Bahaya lempeng tidak bisa diramalkan. Lempengan itu letaknya bawah sekali," ungkap Syamsul Maarif, Kepala BNPB di sela welcoming dinner ARF-DiRex di Bumi Beringin, Senin (14/3). Dia lantas membandingkan dengan bola sodok. Begitu tersodok dengan bola lainnya langsung masuk ke lubang.

"Ini tak seperti main biliar (yang) disodok langsung kena. Ini lempeng sangat dalam," jelasnya. Sehingga diperlukan kajian ilmiah mendalam sebelum sampai pada kesimpulan ancaman tubrukan lempeng dan tsunami dalam waktu dekat. Karenanya warga tidak perlu panik, meski tetap harus mewaspadainya.

Sebelumnya dalam paparan kepada media. Sembari menggunakan peta, dia mengungkapkan kawasan Sulut yang berada dekat dengan lempeng Filipina termasuk rawan gempa dan tsunami. Terutama akibat patahan ketika terjadi tubrukan lempeng yang terus bergeser secara aktif setiap tahunnya.

Sulut sendiri berada di kawasan pertemuan tiga lempeng aktif yakni lempeng Flipina, Australia dan Eurasia. Berdasar data Badan Atmosfer dan Maritim AS (NOAA), lempeng Filipina termasuk lempeng aktif dan setiap 100 tahun bergeser hampir 10 meter. Namun menurutnya, sejauh ini belum ada laporan resmi soal kondisi siaga geofisika seperti itu dari BMKG.

Kabar baiknya, simulasi tanggap bencana ARF-DiRex pada saat bersamaan dapat menjadi bekal menghadapi kondisi darurat bencana, termasuk ancaman gempa bumi dan tsunami di Sulut. Terpisah, Kepala BNPB Sulut, Hoyke Makarawung mengaku juga belum mendengar soal itu.

"Saya belum mendengar tentang lempeng itu," ucapnya usai mengantar rombongan Wapres Boediono menginap ke Sintesa Peninsula Hotel, kemarin.
Menurutnya, jika memang ditemukan adanya indikasi awal ancaman tubrukan lempeng, maka pihaknya akan membentuk tim membahas itu dan melaporkannya ke Gubernur Sulut. Seperti diketahui pada Jumat pekan lalu, BNPB dan BMKG mengeluarkan peringatan tsunami di Sulut menyusul gempa dan tsunami di Jepang.

Kendati pada malam hari itu juga peringatan itu dicabut lantaran gelombang tinggi yang sampai ke perairan Sulut hanya setinggi 10 sentimeter. Namun kepanikan sejak sore terlihat sehingga memacetkan arus lalu lintas Manado, dan hampir 12 jam kemudian membuat kawasan Boulevard Manado seperti kota mati karena ditinggal warga mengungsi.

Warga baru kembali menjelang subuh. Kepanikan serupan berdasar informasi yang terhimpun juga sempat terjadi pada 2007 saat dikabarkan adanya ancaman tsunami. Warga saat itu disebut masih trauma dengan kejadian tsunami Aceh di pengujung 2004. Apalagi Manado secara teratur mengalami gempa bumi, kendati dengan skala yang tak terasa.

Dubes bantah
Selain meninggalkan kepanikan, tsunami Jepang yang disusul dengan meledaknya sejumlah PLTN juga mengembuskan rumor bahaya radiasi hingga ke Indonesia. Bahkan, rumor yang terkirim berantai lewat pesan pendek dan BBM juga menyebut ancaman hujan asam yang disebut berpotensi menyebabkan kanker kulit.

Namun Kedubes Jepang lewat Sekretari Politik, Miyamoto membantahnya. Bahkan, dia mengaku kaget mendengar adanya pesan berantai seperti itu. Tak hanya itu, dia juga mengaku kecewa. "Tak benar. Ini tidak benar kenapa mereka tiga sekali. Siapa yang menyebarkan," ujarnya bereaksi ketika dikonfirmasi, tadi malam.

Dia juga mengaku telah mendapat pesan serupa dan telah mengontak otoritas berwenang soal itu. "Saya sudah telepon ke Tokyo dan mereka katakan itu tak benar," sebutnya di sela makan malam ARF-DiRex, tadi malam. Terpisah, Kabag Humas Pemprov Sulut, Christian Sumampouw setali tiga uang.

"Kami belum mendapat informasi resmi mengenai dampak seperti yang disampaikan dalam pesan berantai itu," ujatnya. Dia mengimbau warga tidak menelan mentah-mentah informasi anonim itu. Disebut pesan berantai berasal dari BBC News. Isinya: URGENT, PLEASE disebar secepatnya: 

Sebuah pembangkit listrik tenaga nuklir di Fukumi, Jepang meledak di 04:30 hari ini. Jika besok hujan atau lambat, jangan pergi keluar. Jika Anda berada di luar, pastikan bahwa Anda memiliki pelindung hujan. Ini hujan asam. Jangan biarkan menyentuh Anda. Anda dapat membakar kulit Anda, kehilangan rambut Anda atau kanker. Mohon forward, tetap aman dan mengingatkan semua orang yang Anda kenal. Tribun Manado yang membuka lama BBC tidak menemukan pesan itu.

Inspeksi Panglima
Terkait pelaksanaan ARF-Direx, persiapan terakhir dimantapkan jelang pembukaan resmi hari ini. Wapres Boediono dijadwalkan membukanya. Sebagai pemantapan digelar gladi bersih. Bahkan, Panglima TNI Laksmana Agus Suhartono dan Kapolri Jenderal Timur Pradopo turun menginspeksi kesiapan, kemarin sore. 

Keduanya berkeliling selama 15 menit ke lokasi yang menjadi tempat pembukaan ARF-Direx yang bakal melibatkan peserta dari sedikitnya 20 negara dengan peserta hingga 3.000 orang itu. Pada kesempatan itu, dia mengulang kesiapan TNI melakukan tanggap darurat bencana di Jepang. Tadi malam, bertempat di Bumi Beringin, Gubernur SH Sarundajang menjamu makan malam Wapres Boediono dan tetamu peserta ARF-Direx.

Sumber : Tribun Manado Share